Jauh dari Australia, Seorang Traveler ke Ruteng untuk Doa Rosario
Saya sendiri adalah warga KBG Mater Boni Consili (MBC) Paroki Kumba, Ruteng yang terdiri dari 34 kepala keluarga. Saya memang tidak intens mengikuti doa Rosario setiap malam tapi cukup lah bila tidak sedang menemani tamu melakukan tur, saya sudah pasti hadir bersama dengan warga yang lain ikut berdoa Rosario.
"Sudah pasti orang tua bangga lihat momen begini", gumamku dalam hati.
Ada momen yang cukup berbeda pada Oktober tahun ini. KBG MBC dikunjungi oleh seorang traveler asal negeri Kanguru, Australia tepatnya dari kota Perth. Dia bernama David yang memilih cara wisata ala "backpacker" di Flores, start dari Labuan Bajo dan berkahir di Maumere.
David berjumpa dengan Dionisius Iban, salah seorang warga KBG MBC di Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo sesaat setelah mendarat, pulang berwisata ziarah di Pulau Dewata, Bali. Perjumpaan di Labuan Bajo yang begitu singkat cukup membawa David pada pengalaman berbeda selama melakukan tur hingga pada akhirnya ia menghabiskan tiga malam berturut-turut mengikuti "sembayang giliran" di KBG MBC. Lebih menarik lagi ia juga ikut bakti membersihkan bahu jalan di dalam wilayah KBG yang diinisiasi oleh seksi kebersihan lingkungan KBG MBC.
"Tiga tahun lalu saya mengalami momen pahit dalam hidup saya ketika pandemi covid-19 melanda dunia, termasuk Negara Australia. Saya kehilangan pekerjaan. Saya mulai mencari kerja ke sana ke mari hingga pada akhirnya saya melamar pekerjaan di Gereja di daerah saya untuk bekerja sebagai tukang cat. Namun, Pastor Paroki tidak mengiakan permintaan saya, ia justru menyuruh saya untuk ikut misa pagi setiap hari dan itu adalah pekerjaannya".
Hal itu ia kerjakan selama enam bulan lamanya hingga berhasil menemukan pekerjaan baru sebagai konsultan pada perusahaan tambang emas. Ia mengakui bahwa meski tidak lagi bekerja untuk gereja, ia tetap rajin mengikuti misa pagi.
Saya mendapati hal baru dari David. Dari sekian banyak wisatawan yang pernah saya layani, baru kali ini saya mendengar sosok bule bicara soal hal kerohanian. Cerita David ini cukup membawa saya pada kenangan momen katekese yang terakhir kali saya ikuti pada saat SMP dulu. Hal yang cukup sulit saya dapati lagi saat ini.
Seluruh rangkaian doa pada bulan Oktober yang ditutup dengan mengunjungi Arca Bunda Maria di Biara Somascan ini memberi warna berbeda tahun ini, selain karena David, KBG MBC yang memiliki kepengurusan baru setelah pemekeran Juni lalu menatap tahun-tahun yang akan datang masih dengan spirit kebersamaan dengan beragam sentuhan. Saya di sini siap berbagi.
Terima kasih David sudah mengizinkan saya berbagi kisah Anda melalui blog ini. Sampai jumpa lagi!
Komentar